Kamis, 24 Maret 2011

.manusia dan cinta kasih




Menurut kamus umum bahasa Indonesia W.J.S. perwadarminta, cinta kasih adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih atrinya perasaan atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. dengan demikian arti cinta dan kaih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta kasih mengandung arti yang hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga anatara keduanya. Cinta lebih mengandung perngertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya, dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta memegang peranan yang pernting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dn pemeliharaan anak, hubungan erat di masyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintahNya dan berpegang teguh pada syariatNya.
Dalam buku seni mencinta, Eric Fromm menyebutkan, bahwa cinta itu terutama memberi, bukan menerima. dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam memberi ialah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu mnyatakan unsr-unsur dasar tertentu, yait pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan. Dalam pengasuhan contonya kasih sayang seorang Ibu kepada anaknya.
Pengertian cinta juga dikemukakan oleh Dr. Sarlito W.Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterikatan ialah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas unutk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia. Kalau ada janji dengan dia harus ditepati, ada uang sedikit beli oleh-oleh untuk dia. Unsur kedua adalah keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tngkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, Ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggi nama atau sebutan sayang dan sebagainya. unsur ketiga adalah kemesraan yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh ata lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang dan seterusnya.
Cinta juga dapat diwarnai dengan kemesraan yang sangat meggejolak, tetapi unsur keintiman dan keterikatannya kurang. Cinta yang seperti itu disebut cinta yang pincang karena garis-garis unsur cintanya tidak membuat segitiga sama sisi.
Dalam kitab suci Al-Quran, ditemui adanya fenomena yang bersembunyi dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan-tingkatan : tinggi, menengah, dan rendah. Hikmah cinta adalah sangat besar. Hanya orang yang telah diberi pemahaman dan kecerdasan oleh Allah sajalah yang mampu merenungkannya. Diantara hikmah-hikmah tersebut adalah :








Sesungguhnya cinta itu adalah merupakan ujian yang berat dan pahit dalah kehidupan manusia karena setiap cinta akan mengalami berbagai macam rintangan.
Bahwa fenomena cinta yang telah melekat di dalam jiwa manusia merupakan pendorong dan pembangkit yang paling besar di dalam melestarikan kehidupan lingkungan.
Bahwa fenomena cinta merupakan faktor utama dalam kehidupan manusia, dalam kenal-mengenal antar mereka.
Fenomena cinta, jika diperhatikan merupakan pengikat yang paling kuat di dalam hubungan antar anggota keluarga, kerukunan bermasyarakat, mengasihi sesama makhluk hidup, menegakkan keamanan, ketentraman, dan keselamatan di segala penjuru bumi. Cinta merupakan benih dari segala kasih dan sayang dan segala bentuk persahabatan dimanapun adanya.

Dra. Kartini Kartono dalam bukunya Psikologi Abnormal & Pathologi Seksmengemukakan bahwa wanita dan pria dapat disebut normal dan dewasa bila mampu mengadakan relasi seksual dalam bentuk normal dan bertanggung jawab, hubungan seks yang normal mengandung pengertian bahwa hubungan tersebut tidak menimbulkan efek dan konflik psikis bagi kedua belah pihak serta tidak bersifat paksaan. Sedangkan untuk yang bertanggung jawab adalah bahwa kedua belah pihak menyadari konsekuensinya dan bertanggung jawab terhadapnya. Misalnya, mau menikah dan memelihara anak yang menjadi hasil relasi seksual yang dilakukan.






Abnormalitas menurut Dra. Kartini dibagi dalam tiga golongan, yaitu:




Dorongan Seksual yang abnormal
Pelacuran (prostitution) yang pada umumnya dilakukan wanita dalam melayani pria hidung belang karena dorongan ekonomi, kekecewaan dan seterusnya.

Perzinahan (adultery) merupakan relasi seksual yang dilakukan oleh pria atau wanita yang tidak sah secara agama dan hukum.

Perkosaan (rape) merupakan perbuatan cabul dengan cara kekerasaan atau paksaan.

Bujukan (seduction) merupakan bujukab atau rayuan untuk mengajak bersetubuh.
Partner Seks yang abnormal


Homoseksualitas, terhadap sesama jenis.


zoofilia, terhadap hewan.


Pedofilia, Terhada anak di bawah umur.

Geronto-seksualitas, Pria terhadap wanita tua.
Dalam pemuasan dorongan seksual


Voyeurism atau Peeping Tom, dilakukan seseorang yang mendapat kepuasan seks dengan melihat orang lain telanjang.

Transvestutisme, merupakan gejala pathologis yang memekai pakaian lawan jenis.

Transseksualisme, terjadi pada sesorang yang merasa dirinya memiliki seksualitas yang berlawanan dengan kenyataan.


KASIH SAYANG
Erich Fromm (1983:54) dalam bukunya Semi Mencintai mengemukakan tentang adanya macam macam cinta, yaitu:
Cinta Persaudaraan, diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudraan tidak mengenal adanya batas – batas manusia berdasarkan SARA.
Cinta Keibuan, kasih sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
Cinta Erotis, kasih sayang yang bersumber dai cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus sehingga memperdayakan cinta yang sesunguhnya. Namun, bila orang yang melakukan hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta, di dalamnya sama sekali tidak mungkin timbul rasa kasih sayang.
Cinta Diri Sendiri, yaitu bersumber dai diri sendiri. CInta diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani.
Cinta Terhadap Allah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar