Cara Hindari Konflik
Atasan - Bawahan Dalam Dunia Kerja
Kata konflik menurut Wikipedia
dalam bahasa latin dapat diartikan dengan saling memukul. Sedangkan secara
sosiologis, kata konflik dapat diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Melihat dari pengertian konflik
di atas maka dapat kita simpulkan bahwa konflik adalah suatu kondisi
perseteruan yang sangat tidak menyenangkan dan cenderung membawa dampak
negatif. Kita lihat saja
bagaimana situasi dari
negara-negara yang berkonflik, penuh dengan ketegangan dan selalu membawa
dampak buruk bagi masyarakat sekitarnya.
Namun konflik adalah suatu
situasi yang kerap kali tidak dapat dihindari bahkan sering kita temui di
sekeliling kita di dalam keseharian kita. Termasuk juga di dalam dunia kerja
dimana hal ini dapat terjadi antara rekan sekerja bahkan antara atasan dan bawahan.
Konflik antara atasan dan bawahan
dapat saja disebabkan oleh kedua belah pihak, baik oleh sang atasan yang
cenderung otoriter atau si bawahan yang bersikap kurang loyal. Bila anda adalah
seorang atasan, maka ada baiknya anda mengevaluasi bagaimana gaya kepemimpinan
anda dan apakah hal tersebut sering kali memicu konflik dengan bawahan anda.
Berikut adalah sikap atasan yang
sering kali memicu timbulnya konflik dengan bawahan:
1. Tidak Percaya
Perasaan yang tidak percaya dapat
membawa atasan bersikap tidak dewasa serta tidak mendidik anak buah. Sikap ini
sering kali menyebabkan kurangnya delegasi sehingga anak buah tidak berkembang.
2.Curiga
Perasaan curiga akan selalu
membuat sang atasan bersikap memata-matai bawahannya. Pernahkah anda memiliki
atasan yang sering menguping ketika anda menelepon? Atau pernahkah anda
memiliki atasan yang sering kali melakukan “sidak” ke layar monitor anda atau
ke meja kerja anda?
3. Selalu ingin dihormati, bossy
Sikap ini dapat menimbulkan sikap
arogan yang selalu merasa lebih dari semua orang serta cenderung otoriter.
Selalu ingin semua perkataannya segera dilaksanakan tanpa ada negosiasi.
Sedangkan
sikap atasan yang dapat menghindari konflik adalah:
·
Selalu memotivasi.
Atasan idealnya dapat mendorong
si bawahan untuk belajar dari kesalahan dan memotivasi mereka untuk tidak
melakukan kesalahan yang sama di kemudian hari.
·
Tidak
memikirkan diri sendiri melainkan perduli dan memiliki empati.
Cobalah untuk mulai memikirkan
setiap anggota dari timnya, termasuk memikirkan karir dari tiap-tiap anggota
timnya. Belajarlah untuk memahami dan memandang dari sudut pandang yang
berbeda.
·
Gentle
Berani mengakui kesalahan jika
ada, berani mengakui kegagalan saat proyek yang dipimpin gagal tanpa mencari
kambing hitam dan berani berkata "maaf".
Tidak ragu untuk berkata
"tolong" dan "terima kasih".
·
Jangan
mencuri ide dan tidak bersikap sok tahu.
Tetapi akui secara terus terang
jika itu memang buah pemikiran ank buah anda yang kemudian didiskusikan
beramai-ramai.
Mulailah bersikap sebagaimana
seorang atasan yang bijaksana untuk menghindari adanya konflik dengan bawahan
anda sehingga apa yang negatif yang terkandung pada kata konflik dapat terelakkan.
sumber: http://catatan-team-jaya.blogspot.com/2012/06/cara-hindari-konflik-atasan-bawahan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar